Apakah Kau Akan Membuang Ayah?
Suatu hari hidup seorang
pria yang membesarkan anaknya seorang diri. Sang Ibu meninggal saat melahirkan
anak itu dan sang ayah mengajarkan anaknya segala hal yang ia ketahui. Beberapa
tahun berlalu, anak ini tumbuh dewasa dan tiba saatnya dia pergi ke desa
terdekat untuk menemukan jodohnya.
Berbulan - bulan
berlalu, dan anak muda ini kembali ke rumahnya dengan membawa seorang wanita
sebagai istrinya. Mereka hidup bersama - sama di rumah ayah sang pemuda itu.
Tak lama kemudian mereka
memiliki seorang anak. Ayah sang pemuda itu yang kini juga telah menjadi
seorang kakek mengajarkan cucunya banyak hal, mengenai menghargai hutan, binatang
- binatang dan kehidupan.
Istri sang pemuda mulai
merasa lelah tinggal bersama dengan orang tua itu dan berkata kepada suaminya
agar orang tua itu keluar dari rumah.
Sang pemuda berkata,
"Aku tidak bisa,
ini rumah ayahku dan dia membangunya untuk kita semua."
Namun istrinya menjawab,
"Jika kau tidak
membuatnya pergi maka aku akan membawa anakku untuk pergi dari sini."
Setelah berpikir, sang
pemuda pun setuju untuk mengusir ayahnya dan berkata kepada anaknya.
"Anakku, besok Ayah
ingin kau membawa Kakek pergi dan meninggalkannya. Berikan padanya selimut
ini."
Anak kecil itupun
menangis.
"Mengapa Ayah
melakukan ini? Kakek telah mengajarkan hal - hal yang tidak aku ketahui.
Mengapa aku harus melakukan ini padanya?"
Sang ayahpun menjawab,
"Nak, ikuti saja
permintaan ayahmu ini."
Dengan demikian keesokan
paginya sang pemuda itu pergi berburu ke Utara dan sang cucu mengajak kakeknya
pergi sejauh mungkin ke arah Selatan.
Ketika malam tiba sang
cucu terduduk di tempat tidurnya sambil menangis saat ayahnya pulang dan
melihat selimut yang tadi masih ada di tempat tidur.
"Nak, Ayah kan
sudah bilang untuk memberika selimut ini kepada Kakek?"
"Aku berika separuh
selimut ini pada Kakek. Separuh yang lain akan aku simpan karena suatu hari
selimut ini mungkin saja akan aku berikan kepada Ayah."
Pasangan itu pun kaget,
dan mulai berpikir kesalahan bodoh yang telah mereka buat. Akhirnya mereka pun
pergi untukmenjemput sang kakek untuk kembali tinggal bersama - sama.
"Seorang ayah
akan menerima apapun perlakuan anaknya di masa tuanya, tak akan menghitung budi
yang telah ia keluarkan. Ikhlas."