Kisah Semut Yang Kagum Kepada Nabi Sulaiman

17.51

Kisah Semut Yang Kagum Kepada Nabi Sulaiman


Semut Hitam
Aku adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Bentuk tubuhku sangat kecil, aku tinggal di lubang-lubang tanah. Aku adalah seekor semut. Walaupun Allah menciptakan aku sebagai semut, aku tetap bersyukur kepada-Nya. Karena aku yakin setiap makhluk yang diciptakan di muka bumi ini pasti ada manfaatnya.

Aku akan memberitahukan kepada kalian bahwa semut yang hidup di dunia sangat banyak sekali. Bentuk ukuran tubuh mereka sangat berbeda-beda. Mereka biasanya tiggal berkelompok, sarang-sarang mereka ada di pohon, lubang-lubang tanah dan rumah manusia.

Membuat Jembatan Kayu
Walaupun tubuh kami kelihatan lemah, Allah memberikan kami kelebihan berupa organisasi yang sangat rapi. Kelebihan itu Allah berikan hanya kepada kami saja dan kami pun saling membantu antar sesama kami.

Allah telah memberitahukan kepada kami binatang semut hak dan kewajiban yang harus kami lakukan. Aku akan memberitahukan ada 3 jenis kelompok semut, setiap kelompok mempunyai peran dan tugas yang berbeda-beda. Kami binatang semut tidak pernah iri dan dengki antara sesama.

Ratu semut tugasnya hanya bertelur, jika dia bertelur jumlahnya bisa mencapai ratusan. Tidak hanya itu, ukuran tubuhnya pun lebih besar dari semut-semut yang lain. Begitu pula dengan tempat tinggal ratu semut yang sangat besar sekali. Selama bertelur, ratu semut diberikan makanan oleh semut pekerja.

Apabila musim kawin tiba, maka semut jantan yang mempunyai peran. Tugasnya hanya mengawini ratu semut, sesudah itu semut jantan akan mati sendiri. Mereka beranggapan tidak ada gunanya hidup di dunia.

Semut Yang Membawa Makanan
Untuk menjaga keamanan sarang dari bahaya, tugas itu diamanahkan kepada semut pekerja. Tugas semut pekerja sangat banyak sekali, dia yang membersihkan sarang, memberi makanan kepada bayi-bayi semut, mencari makanan untuk ratu semut. Tetapi semut pekerja tidak pernah mengeluh terhadap pekerjaan yang dilakukannya.


Apabila aku bertemu dengan sesama golongan, kami akan bersalaman seperti manusia. Kami bersalaman dengan menggunakan antena yang ada di kepala kami. Kami juga saling membantu, apabila ada diantara kami menemukan makanan yang tidak bisa dibawa sendiri. Semut itu akan meminta bantuan-bantuan temannya, sehingga makanan itu bisa kami bawa ke sarang kami.

Semut Bersalaman
Aku dilahirkan sebagai semut pekerja, aku pun dipercaya oleh kelompokku sebagai komandan pasukan semut. Aku yang bertanggung jawab atas keamanan sarangku dari bahaya yang mengancam. Dan sarangku berada di lembah, di dalam sarangku terdapat lorong-lorong yang sangat banyak dan panjang.

Apabila ada bahaya mengancam sarang kami, aku akan mengeluarkan satu aroma yang hanya diketahui oleh kelompok semut saja. Teman-temanku yang mencium aroma itu akan memberitahukan kepada yang lain untuk segera berwaspada. Semut yang berada dekat arang akan langsung memberitahukan kepada semut-semut yang lain untuk segera menyelamatkan diri mereka.

Manusia Yang Berjalan
Tapi bahaya yang sering mengancam kami bangsa semut adalah manusia. Mereka apabila sedang berjalan tidak melihat ke bawah. Sehingga kami mati terinjak-injak oleh kaki mereka. Oleh karena itu apabila aku melihat manusia, aku segera menyuruh teman-temanku untuk segera menyingkir.

Allah Maha Pemurah, Dia selalu memberikan rezeki kepada setiap makhluknya. Aku bisa merasag telah diberikan-kan seperti itu, karena aku merasakan nikmat yang telah diberikan-Nya. Selama aku hidup di bumi ini aku selalu mendapatkan rezeki yang bisa aku makan. Aku juga yakin tidak ada makhluk ciptaan-Nya yang tidak diberikan rezeki.

Allah SWT
Setiap pagi dan sore aku selalu bertasbih kepada Allah. Karena aku yakin tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah. Hanya makhluk yang bodoh saja yang tidak mau beriman kepada Allah, atau makhluk yang telah disesatkan oleh setan jahanam.

Apabila senja tiba dan sinar matahari mulai menghilang, kami bangsa semut siap-siap kembali ke sarang untuk beristirahat. Dan apabila malam tiba semut-semut prajurit akan keluar dari sarangnya. Merekalah yang bertanggung jawab atas keamanan sarang.

Setiap pagi tibaaku selalu bersyukur kepada Allah masih diberi kesempatan untuk menghirup udara pagi yang segar. Kebiasaan itu sudah aku lakukan sejak aku kecil. Tidak hanya itu aku selalu mengajak teman-temanku untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan-Nya.

Sarang Koloni Semut
Semakin hari jumlah kami semakin bertambah banyak. Kami bermusyawarah untuk membangun sarang yang lebih besar lagi. Kami pun segera bekerja membangun sarang kami. Aku mengawasi semut-semut pekerja yang sedang bekerja menggali tanah. Mereka bekerja dengan giat tidak kenal lelah.

Sudah beberapa hari kami melakukan pembangunan terhadap sarang kami. Dan hasilnya lebih luas, tempat-tempat yang baru kami bangun itu akan kami gunakan untuk tempat penyimpanan makanan. Aku dan teman-temanku sangat senang sekali. Melihat hasil yang sudah kami lakukan bersama-sama.

Suatu hari ketika aku ingin bertugas diluar, sebelum pergi meninggalkan sarang aku berpesan kepada teman-temanku untuk selalu bersiaga di dekat sarang.
"Wahai teman-teman, kalian harus selalu berwaspada karena bahaya akan selalu datang mengancam kita." ucapku.
Karena aku yakin bahaya akan selalu mengintai makhluk kecil sepertiku.

Biasanya aku bertugas di bawah tanah, tapi insting hewanku mengatakan akan terjadi sesuatu yang bisa membahayakan diriku dan kelompokku. Aku menuju pohon yang ada di dekatku, kemudian aku naik ke atas batang pohon.

Dari kejauhan aku melihat ada debu-debu pasir yang beterbangan. Samar-samar aku melihat sejumlah pasukan yang sedang berkumpul. Sepertinya, mereka itu pasukan Nabi Sulaiman.
"Apa yang ingin mereka lakukan, dan hendak ke mana mereka?" bisikku dalam hati.

Semut Di Atas Batang Pohon
Aku sangat kaget sekali, ternyata pasukan Nabi Sulaiman itu ingin melewati jalan dekat sarangku. Berarti apabila mereka melewati jalan itu maka sarangku akan hancur karena diinjak-injak oleh kaki mereka. Segera aku turun dari pohon, aku segera mengirim aroma bahaya kepada teman-temanku. Teman-temanku menerima aroma bahaya yang aku kirim. Mereka bersegera masuk ke dalam sarang mereka.

Aku pun kembali naik ke atas pohon dan melihat pasukan Nabi Sulaiman semakin mendekat.
"Wahai para semut, masuklah ke kediaman kalian masing-masing agar Nabi Sulaiman dan bala tentaranya tidak menghancurkan kalian sementara kalian tidak menyadarinya." ucapku.
Setelah berkata seperti itu aku melihat ada seseorang yang tersenyum, sepertinya dia mengerti perkataanku.

Ternyata aku baru sadar bahwa yang tersenyum itu adalah Nabi Sulaiman.
"Wahai semut, kami tidak akan menginjak sarangmu. Kami akan memutar arah jalan kami." ucap Nabi Sulaiman.
Aku kaget sekali bahwa ternyata Nabi Sulaiman mengerti bahasa semut.
"Wahai paduka, terima kasih atas kebaikan hatimu." ucapku kepada Nabi Sulaiman.
Nabi Sulaiman bersama pasukannya pun memutar arah. Aku pun mengucapkan Alhamdulillah, karena Allah telah menolongku dan teman-temanku.



Sungguh mulia sikap Nabi Sulaiman, ia tidak ingin menghancurkan sarang semut meskipun secara tidak sengaja. Ia langsung memerintahkan pasukannya untuk memutar arah. Bahkan semut pun menjadi kagum kepada Nabi Sulaiman.

You Might Also Like

0 komentar

:) :D :( :-o @@, :s :wow: 8) :x :P :| ;) :lol: :oops: :cry: :evil: :twisted: :roll: :!: :?: :idea: :arrow: :mrgreen: :-d