Didikan Keras Ayah
I Love U Dad :) |
Setiap harinya, Lira selalu berusaha keras untuk mengerjakan sesuatu yang diinginkan ayahnya. Tetapi tetap saja, karena hanya ketidakpuasan sang ayah yang ia dapatkan.
Begitupun juga pada saat Lira berusia 17 tahun, tidak ada ucapan kalimat "Selamat Ulang Tahun" yang keluar dari mulut ayahnya.
Dan semua hal tersebut membuat Lira semakin membenci ayahnya. Karena sosok ayah yang ada dalam dirinya, adalah sosok seorang ayah yang pemarah dan juga tidak pernah memperhatikan dirinya. Hingga akhirnya, Lira pun memberontak dan tidak pernah satu haripun ia lalui tanpa bertengkar dengan ayahnya.
Beberapa hari setelah ulang tahunnya yang ke-18, ayahnya meninggal dunia. Akibat penyakit kanker yang tidak pernah beliau katakan kepada siapapun, kecuali pada istrinya. Walaupun merasa sedih dan kehilangan, tetapi di dalam diri Lira masih tersimpan rasa benci terhadap ayahnya.
Hingga pada suatu hari ketika Lira membantu ibunya membereskan barang-barang peninggalan almarhum ayahnya, ia menemukan sebuah bingkisan yang dibungkus dengan rapi, dan di atasnya tertulis "Untuk Anakku Tersayang"
Dengan hati-hati, diambilnya bingkisan tersebut, dan Lira pun mulai membukanya.
Di dalam bingkisan tersebut, terdapat sebuah jam tangan serta buku lama yang ia inginkan. Selain kedua benda itu, terdapat sebuah kartu ucapan berwarna merah muda yang merupakan warna kesukaan Lira. Perlahan ia membuka kartu ucapan tersebut, dan mulai membaca tulisan yang ada disana.
Ya Tuhan,terima kasih karena Engkau telai mempercayai diriku yang rendah ini untuk memperoleh karunia tersebut dalam hidupku.
Ku mohon Ya Tuhan,
jadikan buah kasih hamba ini menjadi orang yang berarti bagi sesama dan juga bagi-Mu.
Janganlah kau berikan jalan yang lurus dan luas membentang baginya, tetapi berikan pula jalan yang penuh liku dan duri, agar dia dapat meresapi kehidupan yang seutuhnya.
Sekali lagi ku mohon Ya Tuhan,
Sertailah anakku dalam setiap langkah yang ia tempuh, jadikan ia sesuai dengan kehendakmu.
Selamat ulang tahun anakku, doa Ayah selalu menyertaimu
Tulisan dalam kartu itu membuat air mata Lira tak terbendung lagi. Ibunya menghampiri dan menanyakan apa yang telah terjadi. Dalam pelukan ibunya, Lira pun menceritakan tentang isi dan tulisan yang terdapat dalam bingkisan peninggalan ayahnya itu.
Sang ibu lalu mencaritakan bahwa ayahnya memang sengaja merahasiakan penyakit yang dideritanya sejak lama.
"Ia sengaja mendidikmu dengan keras, agar kamu kelak menjadi sosok wanita yang kuat dan tegar."
Derita dan sakit tak akan ditampakkan seorang ayah kepada anaknya. Ia selalu ingin terlihat gagah, bijaksana dan tegas mendidik anak-anaknya